Jumat, 03 Mei 2013

PENYEBAB KERUSAKAN TERUMBU KARANG

A.    PENGERTIAN
Terumbu karang adalah ekosistem khas perairan tropik yang merupakan habiatat berbagai biota laut untuk tumbuh dan berkembang biak dalam kehidupan yang seimbang.  Sifat yang menonjol dari terumbu karang adalah produktifitas dan keanekaragamannya yang tinggi, jumlah species yang banyak, bentuk morphologi yang sangat bervariasi dan biomassa yang besar.  Saat ini kondisi terumbu karang di Indonesia mengalami penurunan.  Dari hasil penelitian P3O – LIPI (1998), kondisi terumbu karang di Indonesia hanya 6,41 % dalam kondisi sangat baik; 24,3 % dalam kondisi baik; 29,22 % dalam kondisi sedang dan 40,14 % dalam kondisi rusak.  

B.     PENYEBAB KERUSAKAN

Kerusakan ekosistem terumbu karang dapat digolongkan menjadi 4 golongan berdasarkan penyebab kerusakannya antara lain akibat faktor biologis, akibat faktor fisik, akibat aktifitas manusia secara langsung dan akibat aktifitas manusia secara tidak langsung.
a.      Akibat Faktor Biologis
1.      Predasi
Predasi merupakan adanya jenis-jenis karang/biota karang lain tertentu yang bersifat aktif dan agresif untuk mendapatkan makanan sehingga dapat menghambat/mematikan pertumbuhan karang yang lainnya.  Beberapa contoh kasus predasi antara lain :
·         Beberapa jenis karang Famili Musidae, Meandrinidae dan Favidae mempunyai pertumbuhan yang dapat menghambat pertumbuhan jenis karang lain khususnya dari suku Acroporidae.
·         Beberapa jenis karang yang menghasilkan zat antibiotik yang dapat mencegah pertumbuhan organisme lain disekitarnya (misalnya jenis Montipora sp.).
·         Beberapa hewan pemakan polyp karang seperti Copepoda, Barnacle, kepiting, beberapa Gastropoda, Asteroid, ikan Chaetodon trifasciatus, C. trifasialis, Acanthaster plancii, dll.
·         Beberapa hewan seperti Polychaeta dan Moluska merusak karang dengan cara membuat rumah pada koloni karang.
2.      Penyakit
Karang secara alami mempunyai penyakit yang disebabkan oleh bakteri.  Serangan penyakit ini biasanya dipicu oleh adanya kondisi perairan yang tidak normal, misalnya danya pencemaran dan kenaikan suhu permukaan air laut.  Penyakit yang biasa menyerang karang antara lain :
·         White band disesase atau biasa disebut dengan penyakit gelang putih yang ditandai dengan adanya warna putih pada sebagian koloni karang sedangkan sebagian lainnya berwarna normal.
·         Black band disease, penyakit ini hampir sama dengan white band disease namun hasil akhirnya berbeda oleh karena karang yang diserang ada yang menjadi hitam atau dapat pula mengalami bleaching (memutih).  Warna putih menunjukkan bahwa jaringan karang  telah mati sedangkan warna hitam menunjukan jaringan yang sedang mengalami serangan penyakit.
·         Vibrio AK-1, bakteri ini menyerang pada bagian kondisi dimana suhu lingkungan naik di atas normal.  Kerusakan akibat bakteri ini ditandai dengan memutihnya jaringan karang akan tetapi warna putihnya berupa bercak-bercak yang tidak merata.
3.      Erosi Biologis
Erosi biologis atau bio erosi merupakan kerusakan karang baik secara kimiawi maupun mekanis karena terdegradasinya kapur kerangka tubuh karang (CaCO3) yang disebabkan aktifitas organisme lain.  Beberapa contoh bio erosi antara lain :
·         Ikan kakatua adan ikan Buntel mengerat atau mengkais-kais karang massive untuk menajamkan giginya.
·         Polychaeta, moluska, krustacea membuat lubang untuk rumahnya dengan cara mengebor kerangka karang.
·         Echinodermata menggerogoti karang untuk memperoleh makanan yang berupa detritus atau algae yang melekat di kerangka kapur.
·         Sponge, algae, cyanobacteria melekat di cangkang karang dan mengeluarkan zat kimia tertentu yang dapat menurunkan keasaman disekitarnya sehingga dapat melarutkan kapur kerangka tubuh karang.
·         Respirasi dari turf algae pada malam harimenghasilkan asam organik yang dapat menurunkan keasaman disekitarnya.
b.     Akibat Faktor Fisik
1.      Kenaikan Suhu Air Laut
Kenaikan suhu air laut sekitar 3 – 4 ° C dari suhu normal akibat peristiwa El Nino dapat menyebabkan karang menjadi Bleaching yang kadang-kadang diikuti dengan kematian karang.  Karang di daerah tropis lebih sensitive terhadap perubahan suhu air laut dibanding dengan di daerah sub tropis.
2.      Pasang Surut
Kematian karang akibat pasang surut dapat terjadi apabila terjadi pasang surut yang sangat rendah sehingga terumbu karang muncul di atas permukaan air laut dan terjadinya pada siang hari (matahari terik) atau pada saat hujan sehingga air hujan langsung mengenai terumbu karang.  Kematian karang akibat pasang surut biasanya terjadi satu atau dua kali dalam setahun dan meliputi area yang cukup luas.
3.      Radiasi Sinar Ultra Violet
Sinar matahari yang memancar setiap hari mengandung sinar ultra vuolet A,B,C yang mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda.  Sinar UV A dan B merupakan sinar yang mempunyai daya rusak terhadap sel-sel hidup.  Sinar UV akan mempunyai dampak buruk terhadap karang jika karang terkena radiasi sinar UV di atas normal (atau di atas kemampuan karang beradaptasi).  Biasanya terjadi pada saat cuaca sangat cerah, laut tenang dan jernih serta terjadi pada waktu yang cukup lama.  Ciri-ciri kematian karang akibat sinar UV yaitu terjadi bleaching meliputi daerah yang cukup luas, umumnya seragan dan mencapai tempay yang cukup dalam.
4.      Penurunan Salinitas
Secara fisik kematian karang karena penurunan salinitas dimulai dengan kontraksi dari polip karang untuk lebih mempersempit kontak dengan air laut bersalinitas rendah.  Kontraksi polip akan mengurangi kecepatan fotosintesa sehingga akan mengurangi kecepatan respirasi.  Karena karang tidak mempunyai mekanisme untuk mengatus tekanan osmose di dalam tubuhnya maka sel-sel akan pecah dan zooxanthellae keluar dari jaringan karang yang akibatnya karang memutih.  Jika penurunan ini berlangsung cukup lama akhirnya semua jaringan karang akan lysis dan mati.
5.      Gunung Berapi, Gempa Bumi dan Tsunami
Aktifitas gunung berapi, gempa bumi dan tsunami mempunyai potensi untuk merusak terumbu karang dengan akibat sangat berat.  Gunung berapi di Indonesia yang berpotensi menyebabkan kerusakan terumbu karang antara lain Gunung Krakatau di Selat Sunda, Gunung Api Banda di Banda, Gunung Siau di Pulau Sangihe, Gunung Lewotolo di Pulau Lembata dan Gunung Pinang di Sulawesi.
6.      Topan atau Badai
Kerusakan karang yang disebabkan oleh topan biasanya sangat parah dan pada area yang cukup luas tergantung dari kekuatan topan tersebut.
c.       Akibat Aktifitas Manusia Secara Langsung
1.      Penambangan Karang dan Pasir Laut
Penambangan karang biasanya dilakukan untuk bahan bangunan, pembuatan kapur atau bahan kerajinan.  Karang yang diambil dapat berupa karang hidup atau pecahan karang mati dan berasal dari semua jenis karang batu.  Akibat adanya penambangan karang itu selain menyebabkan kerusakan karang secara langsung juga dapat menyebabkan erosi pantai karena karang sebagai penahan ombak telah rusak sehingga menyebabkan gelombang langsung menggerus pantai sedangkan pasir laut yang ditambang akan mencemari wilayah terumbu karang sekitarnya.
2.      Pengeboman Karang
Kerusakan karang akibat bom sangat luas.  Dari hasil pengamatan menujukkan bahwa penggunaan bom seberat 0,5 Kg yang diledakkan di dasar terumbu dapat menghancurkan terumbu karang dengan radius 3 – 5 m dari pusat ledakan.
3.      Penggunaan Cyanida atau Potas
Dampak penggunaan potas terhadap terumbu karang dapat menyebabkan kematian karang apabila digunakan dengan konserntrasi yang cukup tinggi dan berulangkali.
4.      Penangkapan Ikan dengan Bubu
Penggunaan bubu untuk menangkap ikan di daerah terumbu karang dapat menyebabkan kerusakan karang karena cara peletakan bubu tersebut di karang dengan cara membongkar karang hidup untuk menindih bubu sehingga tampak seperti rongga dibawah terumbu (kamuflase).
5.      Penangkapan Ikan dengan Muro Ami
Seperti halnya dengan penggunaan bubu, muro ami dapat menyebabkan kerusakan karang karena penggunaan bambu, pemberat yang dipukul-pukulkan ke karung untuk menimbulkan bunyi berisik sehingga ikan-ikan keluar dari persembunyiannya kemudian digiring ke arah jaring yang telah dibentangkan.
6.      Jangkar Perahu
Aktifitas lempar jangkar di daerah terumbu karang juga memberikan kontribusi cukup besar dalam kerusakan karang karena jangkar yang di lepas dilaut akan merusak karang.
7.      Kegiatan Pariwisata
Pengelolaan wisata bahari yang tidak memperhatikan lingkungan seperti membuang sampah, snorkling/diving dengan menginjak karang dan mengoleksi biota laut/karang.
d.     Akibat Aktifitas manusia Secara Tidak langsung
1.      Sedimentasi
Sumber utama sedimentasi yaitu dari kegiatan penambangan di laut dan berasal dari daratan yang dibawa oleh air sungai  ke laut.  Sedimentasi tersebut akan menyebabkan kekeruhan sehingga menghambat penetrasi sinar matahari dalam air yang sangat dibutuhkan oleh karang untuk proses biologisnya.
2.      Limbah Kota dan Pencemaran
Limbah kota dapat berupa limbah industri, limbah rumah tangga, limbah hotel dan perkantoran, bengkel serta rumah sakit.  Beberapa limbah buangan yang dapat mematikan karang antara lain detergen, senyawa chlorin, dari pestisida (DDT, Eldrin, Endrin), senyawa polychlorinited biphenyl yang berasal dari pabrik cat, plastik dll, zat organik berupa nitrat dan fosfat dapat menyebabkan utropikasi (blooming algae tertentu).
3.      Minyak Bumi
Tumpahan minyak bumi ke laut dalam jumlah cukup besar dapat menghambat reproduksi dan perkembangan larwa karang, menghambat pertumbuhan karang, bleaching samapai menyebabkan kematian.

C.    PENUTUP

Dengan makin terancam kondisi terumbu karang di Indonesia maka diperlukan suatu upaya bersama antara pemerintah, LSM, masyarakat/nelayan dalam menyelamatkan terumbu karang.  Peningkatan kesadaran/pemahaman dan kesejahteraan masyarakat masyarakat nelayan, penegakan hukum yang tegas bagi pelaku pengrusakan karang, penetapan wilayan konservasi laut dan tranplantasi karang merupakan salah satu upaya bersama yang dapat dilakukan bagi para pihak dalam menjaga dan melestarikan terumbu karang di Indonesia.

Sumber Saduran : 

Buku Petunjuk Pelaksanaan Tranplantasi Karang, Depertemen Kelautan dan Perikanan Dirjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, Jakarta, 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perjalanan Perdana Kendari-Wanci Via Kapwl Laut

Hari ini perjalanan perdana Kendari-Wanci via kapal laut yang cukup mendapatkan perhatian khusus dari saya. Bukan apa2, kesempatan ini suda...